PENGEMBANGAN SEKOLAH LITERASI

Literasi sering juga disebut melek aksara, merupakan suatu kemampuan dalam bidang membaca dan menulis, juga dimaksudkan untuk berfikir setelah diikuti oleh proses membaca dan menulis lalu pada akhirnya akan melakukan sebuah proses kegiatan yang akan menciptakan sebuah karya. Secara hakikatnya, literasi bertujuan untuk masyarakat agar bisa memahami, meneliti, menganalisi serta mentransformasi.

Namun, minat membaca pada masyarakat Indonesia dari kalangan anak-anak, remaja hingga orang dewasa sangatlah memprihatinkan. Dikutip dari republika.co.id, "bahwa hasil penelitian Programme For International Student Assessment (PISA) menyebutkan, “budaya literasi masyarakat Indonesia pada tahun 2012 terburuk kedua dari 65 negara yang telah diteliti di dunia. Dan Indonesia menempati urutan ke 64 dari 65 negara tersebut. Pada penelitian yang sama, PISA juga menyebutkan bahwa posisi membaca siswa Indonesia berada pada urutan ke 57 dari 65 negara yang diteliti.”.
Ketua Forum Pengembangan Budaya Literasi Indonesia, Satria Darma mengatakan, “Salah satu penyebab keterpurukan literasi di negara kita adalah karena pejabat dan Birokrat Pendidikan tidak paham betul tentang apa literasi itu sendiri”. Selain itu pada kasus minat membaca siswa di Indonesia rendah, Badan Pusat Statistik (BPS) juga ikut menyebutkan “bahwa jumlah waktu yang digunakan anak Indonesia dalam menonton Televisi rata-rata hampir 300 menit per hari. Jumlah ini terlalu besar dibanding anak-anak yang ada di Australia yang hanya 150 menit per hari dan di Amerika hanya 100 menit per hari. Sementara di Kanada hanya 60 menit per hari”.

Kendala utama menghambatnya proses budaya literasi pada siswa terutama tingkat sekolah dasar dikarenakan strata sekolah berbeda-beda dalam akses media.
  • Sekolah praliterasi, sekolah yang sulit mengakses media seperti internet, televisi bahkan buku. Kalaupun dapat mengakses media tersebut, siswa akan sulit untuk mencernanya dengan mudah. Biasa terdapat di daerah 3T.
  • Sekolah literasi, pada sekolah ini sudah memiliki fasilitas/akses terhadap media seperti buku, namun bergantung pada sekolah bagaimana cara pihak sekolah memberikan kenyamanan tempat seperti perpustakaan yang layak.
  • Sekolah posliterasi, sekolah pada kalangan ini memiliki akses yang lebih memumpuni dibanding sekolah literasi, namun karena perkembangan teknologi yang semakin canggih, apakah siswa yang hidup dalam lingkungan posliterasi kegiatan baca-menulis juga mengikuti perkembangan?

Untuk mengetahui masalah-masalah yang ada pada tiap sekolah tersebut, semua bergantung pada ciri pembelajaran literasi, yaitu dengan Responding, Revising, dan Reflecting.

Responding disini melibatkan kedua belah pihak, baik guru maupun siswa. Para siswa memberi respon pada tugas-tugas yang diberikan guru atau pada teks-teks yang mereka baca. Demikian pula guru memberi respon pada jawaban-jawaban siswa agar mereka dapat mencapai tingkat ’kebenaran’ yang diharapkan. Pemberian respon atas hasil pekerjaan siswa juga cukup penting agar mereka tahu apakah mereka sudah mencapai hal yang dirahapkan atau belum.

Revision/Revising, yang dimaksud disini mencakup berbagai aktivitas berbahasa. Misalnya, dalam menyusun sebuah laporan kegiatan, revisi dapat dilaksanakan pada tataran perumusan gagasan, proses penyusunan, dan laporan yang tersusun.

Reflecting, berkenaan dengan evaluasi terhadap apa yang sudah dilakukan, apa yang dilihat, dan apa yang dirasakan ketika pembelajaran dilaksanakan. secara spesifik lagi, refleksi dapat dibagi ke dalam dua, yaitu: dari sudut pandang bahasa reseptif (mendengarkan dan membaca) dan sudut pandang bahasa ekspresif (berbicara dan menulis). Dari sudut pandang bahasa reseptif beberapa pertanyaan dapat diajukan, yaitu: apa tujuan/maksud pembicara/penulis ini? Apakah hal-hal tertentu yang menyiratkan keyakinan dan sikap pembicara/penulis mengenai topik pembicaraan? dan lain-lain. Dari sudut pandang bahasa ekspresif, pertanyaanpertanyaan berikut ini cukup bermanfaat, yaitu: bagaimana orang lain menginterpretasikan apa yang saya katakan? Dari mana saya tahu pendengar/pembaca memahami atau meyakini apa yang saya kemukakan? dan sebagainya. (TO BE CONTINUED).


Daftar Pustaka :

- (masih menyusul).

Peraturan Berkomentar

  • Hindari berkomentar dengan menggunakan kata-kata kotor, Mengandung unsur SARA, pornografi berjualan dan sebagainya.
  • Usahakan berkomentar yang sesuai dengan isi topik.
  • Komentar yang menyertakan link hidup tidak akan ditampilkan dan akan dihapus oleh moderator.
  • Terima Kasih
Latest
Previous
Next Post »

0 Response to "PENGEMBANGAN SEKOLAH LITERASI"

Post a Comment